Nikmatnya Bercinta Di Ho Chi Minh City

Nikmatnya Bercinta Di Ho Chi Minh CityPenjajahan tak selamanya meninggalkan duka. Di Ho Chi Minh City, gedung-gedung warisan Prancis dan situs-situs pasukan Viet Cong adalah magnet utama untuk memikat pelancong.
The City Hall Ho Chi Minh City
The City Hall Ho Chi Minh City
Mendengar nama Ho Chi Minh atau yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan Saigon ini, alam pemikiran orang tentu akan langsung menerawang ke perang Vietnam. Lumrah tentu saja. Lantaran banyak sekali film yang beredar menceritakan bagaimana kehebatan para tentara Vietnam mengalahkan Amerika di masa lalu. Kenyataannya justru terbalik. Jika sudah mendarat di Kota Ho Chi Minh, tak melulu soal perang atau kekerasan yang bisa kita ingat.

Di kota yang terkenal sangat eksotik ini, banyak sekali tempat wisata yang tentu tak akan habis kita sisir jika tak punya waktu lebih dari sepekan. Saat tiba di Bandara Tan Son Nhat International Airport di Kota Ho Chi Minh, suasana yang terasa sudah bukan suasana perang, tapi lebih ke suasana Lubiana Pasalnya, mulai dari bandara hingga ke pusat kota, terlihat puluhan turis berseliweran mencari kenyamanan di kota ini. Bahkan sejumlah turis yang sempat diajak ngobrol menyatakan kalau mereka datang ke Vietnam dengan tujuan menikmati ‘bercinta’ dengan alam wisata Vietnam yang selalu akan mengundang kerinduan untuk kembali lagi. 

Ada turis dari negara-negara Asia, seperti China, Jepang, Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, atau Kamboja, turis-turis Australia, Amerika, dan juga para turis dari negara-negara Eropa tumpah ruah di kota ini, nyaris menyerupai Bali jika di Indonesia. Beberapa tujuan wisata tentu sudah terhampar di depan mata sesuai bujet yang kita miliki. Jika lebih banyak ingin menghabiskan waktu di dalam kota, kita bisa memulai dengan kunjungan pertama ke katedral di kota ini yang terbesar dan paling terkenal sebagai tempat yang palingsering dikunjungi turis, yaitu Notre Dame Basilica.
Notre Dame Basilica
Notre Dame Basilica
Gereja yang letaknya di pusat kota dan termasuk distrik satu dan punya nama resmi Basilica of our Lady of The Immaculate Conception ini merupakan gereja yang dibangun para tentara Prancis. Gereja ini juga disebut Notre Dame karena kemiripannya dengan katedral yang terkenaldengan legenda Si Bongkok di Paris. Gereja ini dibangun di masa kolonial Prancis pada 1860-an dan memiliki dua menara lonceng setinggi hampir 60 meter.

Masuk ke ruangan gerejanya membuat kita bisa langsung melupakan penderitaan rakyat Vietnam yang begitu besar karena perang di masa lalu. Penjaga gereja akan menyapa kita dengan tulus dan penuh persahabatan membuat kaki kita akan terasa ringan untukmasuk sampai ke dalam ruangan gereja. Jika tak sedang berlangsung kebaktian atau misa, pengunjung pun bebas mengambil foto-foto sebagai dokumentasi pribadi. Selain Gereja Notre Dame Basilica, kita juga bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata yang letaknya juga masih di pusat kota, seperti Reunification Palace atau istana reunifikasi yang dalam bahasa Vietnam disebut Dinh Doc Lap. Salah satu bangunan termegah di Ho Chi Minh City itu juga kerap disebut The White House of Saigon. Lebih banyak cerita sejarah yang didapat dengan menyisir seluruh sisi hingga ruang dalam Reunification Palace ini

Berkelana di Gurun Pasir Merah Mui Ne
gurun pasir merah mui ne Ho Chi Minh
Gurun pasir merah mui ne
Bosan menghabiskan waktu di dalam Kota Ho Chi Minh, kita bisa mengambil tempat wisata di luar Kota Ho Chi Minh dengan mengunjungi kawasan pesisir Pantai Mui Ne. Tempat yang merupakan perumahan nelayan dan kawasan pusat penjualan ikan ini tak hanya terkenal sebagai kampung nelayan, tapi juga kawasan pesisir di bagian tenggara Provinsi Binh Thuan yang letaknya di bagian tenggara Vietnam. Lokasinya yang dekat dengan Kota Phan Thiet ini memang sudah menjadi tujuan utama para turis sejak era 90-an lantaran memilik gurun pasir yang terkenal dengan nama Red Sand Dune atau Gurun Pasir Merah. Perjalanan dari Kota Ho Chi Minh menuju Mui Ne bisa ditempuh dengan waktu sekitar lima jam dengan bus wisata. Tiba di Mui Ne, kita bisa langsung menuju kawasan pantai yang meski tak bersih tapi tetap ramai oleh para turis.

Tapi, daya tarik pantai di Mui Ne ini memang tak sebesar Gurun Pasir yang letaknya sekitar 5 km dari kawasan pantai. Transportasi dari kawasan pantai ke Gurun Pasir Merah biasanya dengan mobil jip yang memang disiapkan hotel atau penginapan di mana kita tinggal. Besarnya jip pun tergantung berapa penumpang. Pengemudi jip biasanya sekaligus menjadi guide bagi kita untuk sampai di Gurun Pasir Merah ini. Tiba di Gurun Pasir yang ramai dikunjungi para turis ini, kita bisa langsung melihat puluhan orang bermain layang-layang atau selancar. 
Gurun Pasir Merah Mui Ne
Gurun Pasir Merah Mui Ne
Penduduk sekeliling juga sudah langsung menawarkan jasa papan selancar untuk pengunjung. Tak banyak yang bisa dilakukan di Gurun Pasir Merah ini selain mengabadikan gambar-gambar dan terus mengagumi kebesaran Tuhan dengan menciptakan hamparan Gurun Pasir Merah di daerah tropis seperti di Mui Ne, Vietnam ini Jika lelah berselancar, kita bisa turun ke pantai dengan berjalan kaki dan masuk ke puluhan restoran atau coffee shop di pinggiran Gurun Pasir Merah itu untuk sekadar melepas lelah atau mencari minuman segar. 

Jika Anda lapar setelah berselancar dan ingin makan untuk mengenyangkan, banyak restoran yang menyediakan makanan khas Vietnam yang rata-rata ala western. Makanan khas Melayu memang tak banyak dijumpat di beberapa restoran di sekitar situ. Tapi, Anda juga bisa merasakan suasana makanan ala Manado di beberapa restoran di situ. Semua ini harus dilakukan di pagi hingga siang hari karena di malam hari rata-rata embun membuat pasir gurun menjadi berair. Pilihan pada malam hari di Mui Ne adalah duduk di pinggir pantai sambil menyewa tempat untuk bakar ikan. Terasa sekali nikmatnya hidup ini, jika kita bisa menjalani liburan murah meriah di kota perang Ho Chi Minh hingga ke pinggirannya.