Ladakh India Utara: Ketika Salju Dan Gurun Pasir Menyatu

Berkunjung ke Ladakh seperti bukan berada di India. Gurun pasir kecoklatan membentang luas dipayungi langit biru nan jernih
Ladakh India Utara

Terlintas dalam benak jika mendengar kata India adalah musik serta tariannya yang banyak disajikan lewat media film. Kota yang kumuh dan orang-orangnya yang tak begitu ramah mungkin juga sempat terpikir. Namun Ladakh sangat jauh berbeda, walau wilayah tersebut masih berada di negara yang sama. Ladakh adalah daerah semi-otonom di negara bagian paling utara India, Jammu dan Kashmir, dan berbatasan langsung dengan Pakistan serta China. Tepatnya berada di kaki Gunung Himalaya. Keadaan di Ladakh sangat jauh berbeda dengan keadaan kota-kota besar di India lainnya seperti New Delhi atau Mumbai. Pun begitu dengan penduduknya. Secara fisik, mereka lebih mirip dengan orang Tibet dengan mata sipit dan kulitnya yang putih. Tak heran Ladakh mendapat julukan Little Tibet.

Kota Eco-friendly
Gurun Pasir Ladakh india utara
Gurun Pasir Ladakh
Setiap wisatawan yang memasuki daerah Ladakh sudah pasti akan singgah di Kota Leh, ibukota Ladakh. Kota ini berada di ketinggian 3.500 meter dari permukaan laut. Walau matahari terlihat gagah menampakkan diri, udara terasa cukup dingin. Tak banyak yang bisa dinikmati di Leh, namun justru di situ kenikmatannya. Tak ada bunyi klakson. Kendaraan bermotor pun bisa dihitung jari. Yang ada hanya gurun pasir dengan latar belakang pegunungan Himalaya yang setiap puncaknya tertutup salju tebal. Mungkin hanya di Ladakh di mana frostbite dan sunburn terjadi secara bersamaan.
Leh Bazzar
Leh Bazzar
Berjalan-jalan di pusat kota, wisatawan akan menemukan Leh Bazzar, tempat aktifitas kebanyakan penduduk Leh. Di sana terdapat toko suvenir yang menjual syal buatan Khasmir. Walau berada di negara bagian paling utara, Ladakh mulai banyak dikunjungi turis sekitar tahun 1974. Kebanyakan mereka datang Eropa. Tak heran banyak restoran di Ladakh yang menawarkan menu makanan Eropa, seperti Pizza. Terdapat juga restoran Asia yang menawarkan menu Indonesia seperti nasi goreng dan sate. Penduduk Leh sangat ramah. Mereka akan menyapa setiap turis yang datang dengan mengucapkan Julley. Kata itu memiliki arti yang banyak, mulai dari selamat datang, selamat pagi, selamat siang, selamat malam, permisi, maaf, terima kasih, dan sampai jumpa.

Yang menarik, penduduk Leh sangat sadar akan eco-friendly. Jika sedang berbelanja, para pedagang tidak akan memberikan kantung plastik melainkan kantung kertas untuk menyimpan barang yang baru dibeli. Di Leh terdapat juga penjual air mineral isi ulang. Pembeli cukup membawa botol air minum sehingga mengurangi sampah botol plastik. Bahkan kebanyakan rumah dan penginapan sudah mempunyai sistim daur ulang tradisional untuk berfungsi mengubah kotoran manusia menjadi sampah organik 

Mayoritas penduduk Ladakh menganut agama Buddha. Tak heran banyak biara yang jadi tempat tinggal para biksu. Penduduk setempat melafalkan biara dengan sebutan gompa. Uniknya, wisatawan diperbolehkan berkunjung. Salah satunya adalah Alchi Gompa, biara tertua di Leh. Berada di tepi Sungai Indus, Alchi Gompa memiliki banyak patung dan lukisan Buddha. Namun turis tidak diperbolehkan mengambil gambar. Biara lain yang juga menjadi objek wisata di Leh adalah Hemis Gompa yang menjadi biara terbesar di Ladakh. Di biara ini pula kerap diadakan Hemis Festival, sebuah ritual yang dipersembahkan kepada Padmasabhava yang dipercaya sebagai reinkarnasi Budhha. Biara lain bernama Thiksey Gompa yang posisinya terletak di puncak tebing batu. Berbeda dari biara yang lainnya, Thiksey Gompa dilengkapi dengan sekolah, restoran, toko, dan hotel. Di dalamnya terdapat patung Budhha setinggi 15 meter

Nubra Valley dan Pangsong Tso
Puas berkeliling Leh, saatnya bergeser sedikit untuk menikmati keindahan alam Ladakh secara keseluruhan. Atraksi naik unta di gurun pasir bisa menjadi pilihan. Aktifitas itu tersedia di Nubra Valley yang jaraknya sekitar lima jam perjalanan menggunakan mobil dari Leh. Di Nubra Valley juga terdapat biara yang letaknya di atas gunung bernama Diskit Gompa. Untuk menuju biara itu, pengunjung harus rela trekking. Diskit Gompa adalahbiara tertua di Nubra Valley, usianya sudah lebih dari 500 tahun. Daya tarik utama dari biara ini adalah patung Budhha Maitreya berukuran besar. Untuk menuju Nubra Valley, terlebih dahulu harus melewati Khardung La Pass, sebuahjalan sepanjang 39 kilometer di ketinggian 5.600 meter dari permukaan laut. Butuh keberanian untuk melalui jalan ini, karena semakin ke atas, jalan yang semakin menyempit, sementara jurang dengan gurun pasir di bawahnya seakan siap menerkam kendaraan yang lewat. Di sisi berlawanan, tebing batu dengan kerikil yang terus berjatuhan juga mengancam.

Satu lagi objek wisata yang tak boleh terlewat di Ladakh adalah Pangsong Tso atau Danau Panggong. Danau yang panjangnya lebih dari 130 meter ini menjadi tenar berkat film layar lebar 3 Idiots. Di penghujung film, danau ini dijadikan lokasi syuting yang pada akhirnya ikut mendongkrak popularitas danau. Tak mengherankan danau ini jadi tenar, karena memang landsekap-nya yang indah. Airnya yang berwarna biru seakan menyatu dengan warna langit. Sementara di setiap sisinya, baris pengunungan seakan membengtengi keberadaan danau ini.

Bagi yang ingin bermalam, di Danau Panggong terdapat rumah penduduk yang bisa disinggahi atau bisa juga dengan membuka tenda. Beberapa suku nomaden kadang terlihat di kawasan ini. Mereka akan membangun tenda di lahan yang kosong, menggembala ternakternak mereka sebelum akhirnya kembali berpindah tempat.

Penjagaan Super Ketat
Bandara Kushok Bakula Rimpochhe
Penjagaan di Ladakh
Ladakh bersebelahan dengan Pakistan, yang dalam kurun beberapa tahun belakangan ini kerap bersitegang dengan India. Karena itu jangan terkejut apabila tiba di Bandara Kushok Bakula Rimpochhe, banyak tentara berjaga-jaga di setiap sudut dengan menggendong senapan model AK-47. Namun penduduk Ladakh sendiri tidak menganggap orang-orang Pakistan sebagai musuh. Bahkan mereka selalu memanggil orang Pakistan sebagai sebutan saudara. Status Tibet yang masih belum diakui oleh pemerintah China sebagai sebuah Negara merdeka sedikit banyak ikut mempengaruhi penduduk Ladakh. Pasalnya penduduk Ladakh lebih mirip orang Tibet dari pada orang India kebanyakan. Tak jarang ada aktivis Tibet yang melarikan diri dan memilih menetap di Ladakh. Sama halnya jika ingin berkunjung ke Nubra Valley dan Pangsong Tso, dibutuhkan izin khusus untuk memasuki daerah tersebut. Wisatawan bisa mengurusnya sendiri, namun akan lebih mudah jika dilakukan oleh travel agent. Di Leh, banyak terdapat travel agent yang menawarkan perjalanan ke Nubra Valley dan Pangsong Tso. Mereka akan mengurusi semua kebutuhan turis, mulai dari mencarikan pemandu, mencarikan juru masak, membeli makanan untuk perbekalan dan mengurus perizinan.

Altitude Mountain Sickness
Berada di ketinggian, membuat kadar oksigen di Ladakh sangat tipis. Banyak wisatawan yang terkena Altitude Mountain Sickness begitu tiba di Leh. Altitude Mountain Sickness adalah gagalnya tubuh menyesuaikan diri dengan suhu udara yang tipis yang bisa mengakibatkan sakit kepala, mual, dan hilangnya nasfu makan. Karena itu setiap pengunjung yang datang ke Ladakh disarankan untuk beristirahat total selama dua hari penuh untuk menyesuaikan diri.

Musim Dingin di Ladakh India Utara
Musim Dingin di Ladakh India Utara
Selain tipisnya, udara di Ladakh juga kering yang kerap memaksa hidung beradaptasi dengan mengeluarkan ingus untuk menjaga agar tetap lembab. Jangan terkejut apabila mendapati darah kering di rongga hidung. Ladakh hanya terbuka bagi wisatawan di musim panas. Di musim dingin suhu udara akan menembus lebih dari minus 20 derajat Celsius. Hotel-hotel akan tutup atau menaikkan tarif berlipat-lipat. Kebanyakan penduduk Ladakh akan bermigrasi ke kota-kota lainnya di India saat musim dingin tiba.

Untuk mencapai Ladakh, tersedia penerbangan dari New Delhi. Hampir semua jadwal kedatangan dan keberangkatan hanya ada di pagi hari. Lewat siang hari, terpaan angin atau badai gunung sering mengganggu penerbangan. Selain lewat jalur udara, Ladakh juga bisa dicapai dengan jalur darat dari Srinagar atau dari Manali. Lama perjalanan berkisar satu hingga dua hari dengan trek yang menantang dan memiliki pemandangan yang indah. Namun jalur darat akan ditutup pada bulan November hingga Mei karena kerap terjadi longsor dan salju yang tebal.
Keindahan gurun pasir di  Ladakh
Keindahan gurun pasir di  Ladakh
Memilih berkunjung ke Ladakh dari pada kota-kota lain di India akan membuka mata, bahwa tak selamanya perbedaan itu tak selaras. Kusamnya gurun pasir nyatanya tetap indah ketika disandingkan dengan biru langit dan sejumput putih salju di pucuk gunung.