Hanbok Pakaian Tradisional Korea


Hanbok pakaian Tradisional Korea
Hanbok pakaian Tradisional Korea
Asal usul

Hanbok Pakaian Tradisional Korea- Pakaian tradisional Korea atau biasa orang sebut Hanbok merupakan asal usul  dari perpaduan dua kata  yaitu Han yang berarti Korea dan Bok yang berarti Baju. Hanbok sudah di kenal sejak dari 3 masa kerajaan yaitu kerajaan Goguryeo, Joseon dan Silla. Hanbok sendiri terdiri dari beberapa elemen dasar seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) namun pada zaman tiga kerajaan pakaian sejenis ini mulai berkembang.

Setelah masa tiga Kerajaan berakhir, para wanita yang berasal dari kaum bangsawan mulai membiasakan memakai rok dengan ukuran panjang dan baju sampai pinggang yang selalu diikatkan  di bagian pinggang dipadu dengan celana panjang yang longgar, serta memakai jubbah seukuran pinggang dan diikatkan di pinggang. sekarang ini pakaian yang berbahan dasar sutra masih dipakai oleh para anggota kerajaan dan pegawainya. Gwanbok merupakan pakaian tradisional yang dipakai pegawai kerajaaan pada masa lalu.

Evolusi Hanbok
Pada masa dinasti Goryeo,Hanbok sempat mengalami perubahan karena  raja menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan lalu mengikuti gaya Mongol. akibat pengaruh dari mongol, ukuran rok(chima) jadi lebih pendek sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar sedangkan lengan bajunya didesain lebih ramping.

disain Hanbok Muslimah
Perubahan bentuk Hanbok
Perubahan desain terjadi lagi pada saat Dinasti Joseon berkuasa, baju  wanita atau disebut jeogori lama-lama menjadi ketat dan pendek. Jeogori kembali berubah menjadi agak menggelembung serta panjangnya menjadi di bawah pinggang terjadi pada abad ke-16.

Pada akhir abad ke-19, jaket bergaya Manchu atau disebut Magoja telah diperkenalkan oleh Daewon-gun memperkenalkan magoja, dan sering dipakai sampai saat ini, Chima (rok) juga dibuat panjang dan baju dibuat pendek dan ketat. hal karena begitu pendeknya jeogori akhirnya membutuhkan Heoritti atau heorimari yang bahannya  dari kain linen untuk difungsikan sebagai korset.

Hanbok yang dipakai oleh kalangan atas berasal dari kain rami yang ditenun rapi atau  bahan kain sejenis yang punya kualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah dipakai pada musim panas dan bahan kain sutra dipakai pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. karena bahan yang berkualitas tinggi cukup mahal maka rakyat tidak bisa memakainya.

Hanbok Wanita

Hanbok Wanita
Hanbok Wanita

1. Jeogori atau atasan.

Desain Hanbok wanita lebih dinamis dan sering mengalami perubahan dibandingkan dengan hanbok Pria. Sebelum dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Pada masa Jeoseon Akhir, jeogori hanya sepanjang sampai batas bawah ketiak. Namun bagian depannya dibuat lebih panjang lagi untuk menutupi area dada.

2. Chima atau Rok.

Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga menutupi kaki. Saat ini,bentuknya longgar dan mengembang  sehingga dapat untuk menyembunyikan lekuk tubuh pemakainya serta akan memudahkan untuk memakainya . disamping itu juga menjadi lebih flexibel, pemakainya midah untuk aktifitas dengan beberapa posisi. 

3. Durumagi
Awalnya durumagi dipakai oleh pegawai Kerajaan sebagai pakaian dinas sehari-hari mereka. Durumagi adalah sejenis coat panjang yang dipakai sebagai luaran dikala angina sedang berhembus dingin-dinginnya.

4. Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dibagian dalam pakaian jenis ini terbuat dari bulu kelinci, sehingga tetap membuat pemakainya tetap hangat.
Bahan yang di luar biasanya terbuat dari sutra.

5. Jeoseon dipakai oleh orang-orang kelas bangsawan atau orang terpandang. 

6. Undergarments
Sok-CHima dan Semacam bloomer yang bisa dikaitkan antara deoan dan belakang.


Hanbok Pria

Hanbok Pria
Hanbok Pria

1. Jeogori dan baju.
Bentuk Jeogori untuk Pria, sedikit berbeda kalau dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria, ukurannya sepanjang pinggang bahkan lebih panjang. NAmun, seperti halnya Jeogori untuk wanita, untuk mengaitkan pakaian antara kanan dengan kiri, diikatkan dengan pita di depan dada. Hal yang paling penting dalam pembedaan hanbok pria dan wanita adalah cara penyimpulan pita. Coba anda perhatikan, penyimpulan pita di hanbok wanita menyisakan bagian sisa yang lebih panjang hingga menjuntai, dan simpul berada di sebelah kiri.

Sedangakan untuk pria, tak ada bagian sisa yang menjuntai.Baju  atau celana, sebelum zaman Jeoseon, bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa Jeoseon yang bidang agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan. BAji pun lebih nyaman didunakan untuk berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana yang ketat.

2. Dop’o
dop’o merupakan jenis hanbok yang serin dipakai oleh para kalangan terpelajar sebenarnya, orang biasa bisa memakai pakaian jenis ini di upacara-upacara tertentu

3. Hakjangui
berasal dari kata Ha yang berarti belajar atau ilmu. Hakja berarti ilmuwan atau cendekia. Hanbok jenis Hakjangui ini diperuntukan untuk kaum cendekia pada masa Koryo. Dilihat dari garis potongan bajunya, memiliki makna rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.

4.Shimui Hanbok ini dikenakan para cendekia/ilmuwan ketika di waaktu senggang atau pada saat beristirahat. Shim () berarti merenung. Oleh karena para ilmuwan biasanya di waktu senggang masih suka merenungkan sesuatu.

5. T’eol magoja
Disain pakaian ini lebih ke arah pakaian yang dipakai oleh orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh seorang politikus Korea di zaman JEoseon yang ditugaskan di daerah Manchuria.